Jumat, 26 Februari 2010

EKOWISATA TAMAN WISATA ALAM BUKIT TANGKILING

 
                            Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling

Isu lingkungan akhir-akhir ini menjadi perhatian masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kekayaan alam hampir seluruhnya berada di kawasan yang disebut hutan, kini menghadapi ancaman dan tekanan yang semakin besar, dimana illegal logging adalah salah satu isu yang telah menjadikan citra Indonesia kurang menguntungkan. Tekanan terhadap kawasan-kawasan hutan bahkan menjadi semakin berat dengan masuknya berbagai bentuk investasi, dengan dalih otonomi dan kepentingan masyarakat lokal, termasuk salah satunya pariwisata.
Salah satu pengelolaan hutan yang diyakini baik oleh para pakar pembangunan maupun konservasi mampu memberikan manfaat ekonomi, budaya dan sosial secara berkelanjutan adalah pengembangan eco-tourism. Ecotourism adalah salah satu mekanisme pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Ekowisata merupakan usaha untuk melestarikan kawasan yang perlu dilindungi dengan memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat yang ada disekitarnya. Konsep yang memanfaatkan kecenderungan pasar back to nature ini merupakan usaha pelestarian keanekaragaman hayati dengan menciptakan kerja sama yang erat antara masyarakat yang tinggal disekitar kawasan yang perlu dilindungi dengan industri pariwisata. Ekowisata adalah gabungan antara konservasi dan pariwisata di mana pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya.




Kawasan konservasi Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling sedang dihadapkan pada berbagai persoalan degradasi lingkungan, namun melalui upaya pemanfaatan yang lestari dan usaha bersama terus menerus dalam melindungi dan merehabilitasi kawasan, diharapkan keindahan alam dan kualitas lingkungan tetap terjaga dan potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata. Permintaan pasar terhadap produk wisata pun terasa tak pernah mengenal surut. Minat wisatawan terhadap produk wisata cenderung mengarah ke ekowisata. Yang menarik adalah adanya perubahan yang terjadi dalam pemilihan kawasan tujuan wisata, dimana kawasan yang memiliki lingkungan yang masih utuh dan lestari semakin diminati oleh wisatawan. Keinginan untuk memperoleh pengalaman dan pembelajaran ekowisata yang terkait dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya menjadi perhatian wisatawan, merupakan salah satu faktor penting yang jadi pertimbangan saat memilih kawasan tujuan wisata 
Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling merupakan objek yang harus dilindungi (protected areas). Dalam prinsip ekowisata secara teoritik menekankan pada 3 prinsip yaitu konservasi, partisipasi masyarakat dan ekonomi, serta dalm penerapannya mencerminkan 2 prinsip dasar lainnya yaitu prinsip edukasi dan prinsip wisata. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa prinsip ekowisata sangat urgen dalam pengembangan objek wisata alam yang dilindungi (konservasi).
Degradasi lingkungan dan produk wisata (kualitas produk) pada kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling yang masih belum optimal serta kurangnya kualitas pengalaman wisatawan menjadi permasalahan pada kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling. 
Prinsip Ecotourism yang mengarah pada mendukung konservasi, melibatkan unsur pendidikan dan pemahaman, memiliki dampak yang rendah dan keterlibatan aktif sosial ekonomi masyarakat setempat yang merupakan konsep yang strategis dalam pengembangan produk wisata pada kawasan Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling yang merupakan destinasi wisata andalan kota Palangkaraya dan Provinsi Kalimantan Tengah.

1 komentar: